BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai pelaksana program pendidikan, lembaga pendidikan adalah
pemeran utama untuk melaksanakan program tersebut.Dalam pelaksanaan
program-program serta tujuan yang telah disepakati oleh lembaga pendidikan
tersebut tentunya tidak bisa terlepas dengan problematika maupun
persoalan-persoalan lain yang harus diselesaikan oleh sebuah lembaga pendidikan
termasuk lembaga pendidikan Islam.
Persoalan-persoalan yang timbul baik berupa faktor intern maupun
ekstern.Faktor intern misalnya terkait dengan kurikulum, tenaga pendidik,
perserta didik dan lain-lain, sedangkan faktor eksternnya adalah faktor-faktor
sosial (masyarakat), pemerintahan maupun pihak-pihak yang terkait. Sebuah
lembaga pendidikan Islam tentunya harus mengetahui problematika lembaganya,
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman sehingga bisa melahirkan
solusi-solusi cemerlang dan bisa mengantarkan lembaga pendidikan Islam pada
kedudukan yang sangat berpengaruh dalam pergulatan keilmuan bangsa maupun
dunia.
Analisis SWOT merupakan salah satu alternatif didalam manajemen
pendidikan, khusunya lembaga pendidikan Islam. Sebenarnya apa analis SWOT itu,
bagaimanakah sistem kerjanya? Dan mungkin masih banyak pertanyaan-pertanyaan
yang kita ajukan tentang analisis SWOT yang masih terasa asing bagi kita.Semoga
dengan penyusunan makalah ini pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa terjawab.
Semoga bermaanfaat.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1)
Apa
pengertian analisis mengenai SWOT?
2)
Apa
saja penerapan analisis SWOT di lembaga pendidikan Islam?
3)
Bagaimana Analisis SWOT
dalam lembaga Pendidikan Islam?
4)
Jelaskan
secara singkat tentang analisis SWOT Secara Cermat dan Akurat?
5)
Sebutkan
contoh dari analisis SWOT?
1.3
Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, berdasarkan rumusan
masalah di atas:
1)
Untuk
mengetahui arti dari analisis SWOT.
2)
Untuk
mengetahui penerapan analisis SWOT di lembaga pendidikan Islam.
3)
Untuk
mengetahui analisis SWOT dalam lembaga pendidikan Islam.
4)
Untuk
mengetahui secara singkat tentang analisis SWOT Secara Cermat dan Akurat.
5)
Untuk
mengetahui contoh dari analisis SWOT.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari strength,weakneses, Opportunities and Threats
(kekuatan, kelemahan, peluang dan Ancaman). Analisis SWOT sudah menjadi
alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan, namun ia tetap
merupakan alat yang efektif dalam
menempatkan potensi institusi. SWOT adalah
merupakan sebuah pendekatan dan paling mutakhir dalam dunia menajemen. Analisis
SWOT juga merupakan sebuah strategi trobosan terbaru dalam dunia pendidikan
untuk menuntaskan permasalahan atau hambatan-hambatan dalam lembaga pendidikan
Islam.
Analisis SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal
tersebut, kekutan, kelemahan, peluang
dan ancaman. Tujuan pengujian ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan,
meminalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang. Bermanfaat untuk mengalisis situasi keadaan secara
keseluruhan. Dengan analisis SWOT diharapkan lembaga mampu menyeimbangkan
anatara kondisi internal yang direfresentasikan oleh kekuatan dan kelemahan dengan
kesempatan dan ancaman dari lingkungan eksternal yang ada dengan teliti.
Strengths (kekuatan) merupakan
kondisi internal positif yang memberikan keuntungan. Kekuatan dalam lembaga
sekolah/madrasah dapat berupa kemampuan-kemampuan khusus/spesifik, SDM yang
menandai, image organisasi, kepemimpinan yang cakap dan lain-lain.
Weaknes (kelemahan) merupakan
kondisi internal negativ yang dapat merendahkan penilaian terhadap
sekolah/madrasa kelemahan dapat berupa rendahnya SDM yang dimiliki, produk yang
tidak berkualitas, image yang tidak kuat, kepemimpinan yang buruk dan
lain-lain.
Opportunity (peluang) adalah
kondisi sekarang atau masa depan yang menguntungkan sekolah/madrasah.
Opportunity merupakan kondisi eksternal yang dapat memberikan peluang-peluang
untuk kemajuan lembaga seperti adanya perubahan hukum, menurunnya pesaing
menigkatnya jumlah siswa baru.
Threats(tantangan) adalah
kondisi eksternal sekolah/madrasah, sekarang dan yang akan datang yang tidak
menguntugkan. Tantangan ini dapa berupa munculnya pesaing-pesaing baru,
penurunan jumlah siswa dan lain-lain.
2.2 Penerapan Analisis SWOT di Lembaga Pendidikan
Islam.
Analisis SWOT merupakan sebuah pendekatan yang paling terkenal dan
paling mutakhir dalam dunia menajemen. Analisis SWOT juga merupakan sebuah
strategi trobosan terbaru dalam dunia pendidikan untuk menuntaskan permasalahan
atau hambatan-hambatan dalam lembaga pendidikan Islam. Kata SWOT merupakan
perpendekan dari Strengths Weaknesses Opportunities dan Treaths yang
dapat diterjemahkan menjadi: kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dalam
metode atau pendekatan ini kita harus memikirkan tentang kekuatan apa saja yang
kita miliki, kelemahan apa saja yang melekat pada diri atau lembaga
pendidikan kita dan kemudian kita juga
harus melihat kesempatan yang terbuka bagi kita dan akhirnya kita harus mampu
untuk mengetahui ancaman, ganguan serta tantangan yang menghadang didepan kita.
Analisis ini harus kita lakukan, baik terhadap pesaing langsung maupun pesaing
tidak langsung karena kita harus berusaha untuk dapat menyelesaikan
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh sebuah lembaga pendidikan.
Dengan kata lain, sebuah lembaga pendidikan akan mampu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan ketika kekuatan lembaga pendidikan melebihi
kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu, lembaga pendidikan tersebut harus
mampu memperdayakan potensi yang dimiliki secara maksimal, mengurangi
resiko-resiko yang akan terjadi. Dengan demikian, secara sederhana dapat
dikatakan bahwa tercapai atau tidaknya tujuan lembaga pendidikan yang telah
ditetapkan adalah fungsi dari lingkungan manajemen lembaga pendidikan.
Keandalan analisis SWOT terletak pada kemampuan para penentu
strategi organisasi (decision maker) untuk memaksimalkan kekuatan dan pemanfaatan
peluang lembaga pendidikan. Harapannya jelas, yakni bertujuan untuk
meminimalisasi kelemahan yang ada dalam internal lembaga pedidikan dan menekan
dampak ancaman yang akan timbul dan harus dihadapi. Siaga mengemukakan jika
analisis SWOT dilakukan dengan tepat, maka sepertinya upaya untuk memilih dan
menentukan strategi yang efektif akan membuahkan hasil sesuai apa yang
diinginkan.
2.3 Analisis SWOT lembaga
Pendidikan Islam
Analisi SWOT itu sendiri dapat didefinisikan dengan suatu identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts)
dan peluang (opportunities), akan tetapi secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman( threats).
Ada beberapa tahapan dan langkah yang mesti ditempuh dalam melakukan
analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama, identifikasi kelemahan (internal)
dan ancaman (eksternal, globalisasi) yang paling urgen untuk diatasi secara
umum pada semua komponen pendidikan. Langkah kedua, identifikasi
kekuatan (internal) dan peluang (eksternal) yang diperkirakan cocok untuk
mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi pada langkah pertama.
Langkah ketiga, lakukan analisis SWOT lanjutan setelah diketahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam konteks sistem manajemen
pendidikan. Langkah keempat, rumuskan strategi-strategi yang direkomendasikan
untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan
dan pengembangan lebih lanjut.
Langkah kelima, tentukan prioritas
penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan disusun suatu rencana tindakan untuk
melaksanakan program penanganan.
Dalam Analis SWOT ada empat titik penekanan yaitu :
1)
Faktor Kekuatan (Strengths)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi
khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau
keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut.Hal ini bisa dilihat jika
sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa
disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik/hasil andalan, maupun
kelebihan-kelebihan lain yang membuatnya unggul bagi pesaing-pesaing serta
dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan (peserta didik, orang tua, masyarakat
dan bangsa).
Sebagai contoh bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber
keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas
pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan
keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain: sumber daya
manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari
kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan Islam sangat tinggi,
yang didukung sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari
faktor keunggulan lembaga pendidikan Islam adalah kebutuhan masyarakat terhadap
yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan
dari proses pendidikan lembaga pendidikan Islam.
Bagi
sebuah lembaga pendidikan sangat penting untuk mengenali terhadap kekuatan
dasar lembaga tersebut sebgai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang
berbasis kualitas tinggi. Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi
adalah sebuah langkah bersar untuk menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan
islam.
2)
Faktor kelemahan (Weaknesses)
Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah hal yang wajar
tetapi yang terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga
pendidikan bisa meminimalisir kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan
kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga
pendidikan lain. Kelemahan ini bisa kelemahan dalam sarana dan prasarana,
kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak
sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan
industri dan lain-lain
Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi
oleh para pengelola pendidikan Islam, antar alain:
(1) lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan Islam.
(2) sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja.
(3) lembaga pendidikan Islam swasta umumya kurang bisa menangkap
peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
(4) uotput lembaga pendidikan Islam belum sepenuhnya bersaing
dengan output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.
3)
Faktor Peluang (Opportunities)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan.
Situasi lingkungan tersebut misalnya:
(1) kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
(2) identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat
perhatian.
(3) perubahan dalam keadaan persaingan.
(4) hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
Peluang pengembangan lembaga pendidikan Islam antara lain:
a.
Di
era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran
serta pendidikan agama Islam yang lebih dominan.
b.
Pada
kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis,
membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik kia
menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan
Islam kedepan.
c.
Secara
historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan
merupakan komunitas muslim terbesar diseluruh dunia. Ini adalah peluang yang
sangat strategibagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan Islam.
4)
Faktor Ancaman (Treaths)
Ancaman
merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah
ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat
bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh: ancaman
tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun, kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.
2.4 Analisis SWOT Secara
Cermat dan Akurat
Menurut Boseman,(1989:6)
ada 7 tahap proses manajemen strategik:
1)
Lakukan
analisis SWOT secara cermat dan akurat.
2)
Mengenali
visi dan misi organisasi.
3)
Melakukan
formulasi tentang filosofi dan kebijakan organisasi.
4)
Menetapkan
sasaran strategikorganisasi.
5)
Menetapkan
strategi organisasi.
6)
Melaksanakan
strategi organisasi.
7)
Melakukan
kontrol strategi organisasi.
Sharplin
(1985:54-55) memasukkan analisis SWOT untuk melihat kekuatan dan kelemahan
didalam sekolah, sekaligus memantau peluang dan tantangan yang dihadapi sekolah.Analisis
SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategik menggunakan pendekatan
lingkungan. Proses penilaian kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan secara
umum.
Analisis SWOT
menyediakan para pengambil keputusan organisasi akan informasi yang dapat
menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan,
jika keputusan ini diterapkan secara efektif akan memungkinkan sekolah mencapai
tujuannya. Analisis SWOT dalam penyelenggaraan sekolah dapat membantu
pengalokasian sumber daya seperti anggaran, sarana dan prasarana sumber daya
manusia, fasilitas sekolah, potensi lingkungan sekolah, dan sebagainya yang
lebih efektif.
Analisis SWOT
dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan matrik SWOT, matrik ini
terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan
strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang), strategi WO
(memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi ST
(menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi
kelemahan dan menghindari ancaman).
2.5 Contoh Analisis SWOT di MAN Malang
1) Kekuatan:
a.
Knowledge
atau kepakaran yang dimiliki.
b.
Lulusan
dihasilkan atau pelayanan yg unik.
c.
Lokasi
tempat lembaga pendidikan berada.
d.
Kualitas
lulusan atau proses.
e. Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif),
f. Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif).
2)
Kelemahan:
a.
Kurangnya
pengetahuan sosialisasi lembaga pendidikan.
b.
Lulusan
yang tidak dapat dibedakan denganlulusanlembaga pendidikan / lembaga pendidikan
lain.
c.
Lokasi
lembaga pendidikan yang terpencil.
d.
Kualitas
lulusan yang jelek.
e.
Reputasi
yang buruk.
f.
Kurang
terbinanya komunikasi antar anggota,
g.
Jaringan
yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota.
3)
Peluang:
a.
Lembaga
yangterus berkembang dan pendidikan merupakan kebutuhan bagi masyarakat.
b.
Adanya
pendidikan berbasis internasional.
c.
Peluang
karena lembaga pendidikan yang tidak
sanggup memenuhi permintaan masyarakat.
d.
Masyarakat
sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan.
e.
Isu yang
sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topik utama.
4)
Ancaman:
a.
Adanya
lembaga pendidikan Islam baru di area yang sama.
b.
Persaingan
harga dengan lembaga pendidikan lain.
c.
Lembaga
pendidikan lain mengeluarkan lulusan baru yang inovatif.
d.
Masyarakat
sudah jenuh dengan pilkada.
e.
Isu agama
yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Analisis SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan
strategis pendidikan, namun ia tetap merupakan alat yang efektif dalam menempatkan potensi
institusi. Analisis SWOT juga merupakan sebuah
strategi trobosan terbaru dalam dunia pendidikan untuk menuntaskan permasalahan
atau hambatan-hambatan dalam lembaga pendidikan Islam.
2. Dengan kata lain, sebuah lembaga pendidikan akan mampu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan ketika kekuatan lembaga pendidikan melebihi
kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu, lembaga pendidikan tersebut harus
mampu memperdayakan potensi yang dimiliki secara maksimal, mengurangi
resiko-resiko yang akan terjadi.
3. Ada beberapa tahapan dan langkah yang mesti ditempuh dalam melakukan
analisis SWOT, antara lain: Langkah pertama, identifikasi kelemahan
(internal). Langkah kedua, identifikasi kekuatan (internal) dan peluang
(eksternal). Langkah ketiga, lakukan analisis SWOT lanjutan setelah
diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam konteks sistem
manajemen pendidikan. Langkah keempat, rumuskan strategi-strategi yang
direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, Langkah kelima,
tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan disusun suatu
rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.
4. Menurut Boseman,(1989:6) ada 7 tahap proses manajemen strategik:
(1) Lakukan analisis SWOT secara cermat dan akurat. (2) Mengenali visi dan misi
organisasi. (3) Melakukan formulasi tentang filosofi dan kebijakan organisasi.
(4) Menetapkan sasaran strategikorganisasi. (5) Menetapkan strategi organisasi.
(6) Melaksanakan strategi organisasi. (7) Melakukan kontrol strategi
organisasi.
5. Contoh Analisis SWOT: (1) Kekuatan: Jumlah
anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif), Berpengalaman dalam beberapa
kegiatan (kualitatif). (2) Kelemahan: Lokasi
lembaga pendidikan yang terpencil, Kurang terbinanya komunikasi antar anggota. (3)
Peluang: Peluang karena lembaga
pendidikan yang tidak sanggup memenuhi
permintaan masyarakat, masyarakat
sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan. (4)
Ancaman: Persaingan harga dengan lembaga
pendidikan lain, lembaga pendidikan lain mengeluarkan lulusan baru yang
inovatif.
3.2 Kritik dan Saran
Dengan adanya
makalah ini, hendaknya setiap lembaga pendidikan dalam mengatasi problematika
menggunakan analisis SWOT sebagai salah satu solusi. Karena dengan pendekatan
SWOT lembaga pendidikan akan mengenali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
sehingga lembaga pendidikan akan lebih mudah untuk mengatasi sebuah
problematika. Kami berharap agar para
pembaca umumnya dan kami sebagai penulis khususnya dapat dijadikan acuan
sebagai bahan pembelajaran. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
sangat bermanfaat ilmunya. terima kasih banyak
BalasHapus